Sabtu, 04 Juli 2009

Mati Gaya karena Facebook

. Sabtu, 04 Juli 2009

Oleh: HM. Siradj
INI warning bagi penggemar Facebook. Karena tak berhati-hati menulis komentar di dinding account Facebook milik temannya, Ujang Romansyah, warga Bogor, dilaporkan ke polisi oleh Felly, teman akrabnya di jejaring sosial yang lagi populer itu. Gara-garanya, komentar Ujang dianggap keterlaluan dan tergolong perbuatan tidak menyenangkan.

Laporan ke polisi dilakukan Felly pada 23 Juni lalu. "Kami sudah memeriksa korban," ujar Kasatreskrim Polresta Bogor AKP Irwansyah, seperti dikutip detikcom Selasa lalu. "Dia (Felly) melaporkan pencemaran nama baik melalui situs internet Facebook," tambahnya. Ini tentu bisa terjadi di mana saja, mengingat demam Facebook kini juga melanda semua kota di Indonesia.

Kita belum tahu, apakah Ujang benar-benar bermaksud menghina atau sekadar guyon dengan komentarnya itu. Yang pasti, guyonan serupa sebenarnya sering kita temui di status maupun komentar para Fesbuker (sebutan akrab penggemar Facebook), meski tidak sevulgar komentar Ujang seperti disebut di atas.

***

Dalam kondisi berbeda, guyonan dan saling meledek seperti ini bisa saja membuat seseorang naik darah. Tapi, diFacebook hal itu ternyata sudah lazim, apalagi antarsesama teman yang sebelumnya memang sudah ada hubungan keakraban. Seolah-olah mereka sedang bersenda gurau biasa dalam suatu pertemuan face to face. Lupa kalau guyonan antarstatus dan komentar bisa dibaca pihak lain yang sedang dalam satu jaringan pertemanan.

Padahal, teman satu jaringan dalam Facebook belum tentu hanya terdiri atas teman-teman kita juga.

Dalam dunia Facebook sudah biasa seseorang yang belum kita kenal tiba-tiba meng-add kita mengajak berteman. Dan, telanjur biasa juga kita dengan mudahnya mengonfirmasi atau meng-approve "teman-teman baru" kita itu.

Memang, semestinya seorang pemilik account Facebook berlaku selektif, melihat dulu profil orang yang meng-add kita. Tapi, nyatanya tidak.

Seorang teman pernah membanting BlackBerry milik istrinya gara-gara guyonan di Facebook. Istri teman saya itu, suatu saat iseng menulis status, "Wadddouww... ketahuan nih. Oh my God!". Teman-teman akrabnya langsung ramai berkomentar di dinding istri teman saya. Antara lain begini, "Hehehe... selingkuh ya? Makanya, kalau mau jalan sama berondong, belajar dulu sama ahlinya... wakakaka...".

Hati suami mana yang tidak panas membaca tulisan di atas. Padahal, nyatanya sepele saja. Si penulis status maunya menceritakan deposito diam-diamnya yang ketahuan sang suami. Dia termasuk istri yang hemat sehingga setiap bulan bisa menyisihkan kelebihan uang belanja dan setelah terkumpul dalam jumlah yang lumayan, lantas didepositokan.

Karena teledor menyimpan warkat deposito, sang suami lantas tahu. Dia tidak marah, tapi sang istri yang baik ini merasa berdosa. Karena itu, dia lantas "mencurahkan" penyesalannya lewat status wadoouw ketahuan sampai oh my God tadi.

Sang suami jengkel bukan karena status maupun komentar guyonan yang sudah diketahui duduk perkaranya itu. Tapi, dia kesal karena ternyata teman kantornya ada yang satu jaringan pertemanan di Facebook dengan istrinya dan mengganggap komentar teman sang istri itu sungguhan alias menduga istrinya betul-betul telah berselingkuh!

Kasus lain, seorang istri melapor di acara "Curhat Dong.." yang diasuh Mama Dedeh dan A'a di Indosiar. "Ma, bagaimana hukumnya seorang suami yang keranjingan Facebook sampai-sampai kurang memperhatikan istrinya sendiri. Bahkan, di Facebook itu sering dia memuji-muji cewek-cewek teman fesbuk-nya," curhat sang pengirim faks di tayangan pengajian yang disampaikan dengan gaya populer itu.

Mama Dedeh menjawab bijak. "Apa pun itu, kalau sudah masuk ke tahap keranjingan, merupakan suatu perbuatan yang tidak baik dan sangat dekat ke dosa. Ingatkan baik-baik sang suami, agar fesbuk-annya tidak sampai melupakan anak-istri. Juga jangan gampang memuji perempuan lain karena bisa menyakitkan hati istri."

Fesbukan, kata Mama Dedeh, memang bisa jatuh ke perbuatan haram kalau digunakan untuk merayu perempuan lain, melihat foto-foto perempuan cantik, janjian untuk berkencan, dan sejenisnya. Atau, untuk bergunjing tentang kejelekan seseorang, membuka aib keluarga, dan sebagainya.

"Tapi, bisa juga membuahkan pahala kalau dimanfaatkan untuk saling mengingatkan tentang kebaikan, menyambung silaturahmi, dan hal-hal yang bermanfaat lain," kata Mama di acara yang ditayangkan tiap pagi usai subuh sampai sekitar pukul 06.00 WIB itu.

***

Mendengar jawaban Mama tadi, saya lantas ingat pada fatwa haram Facebook yang disampaikan sekelompok ulama Jatim beberapa waktu lalu.

"Mangkane bener nek FB iku haram kalau dipakai untuk fitnah, namimah, ghibah, dan sebagainya," kata seorang santri."Jangan salahkan medianya, tapi otaknya yang perlu dibenerin. Buktinya, banyak juga yang menulis hal-hal baik di FB. Lewat FB, kita bisa juga saling mengingatkan dalam kebaikan dan taqwa sebagaimana diajarkan Alquran," tukas teman lainnya.

Memang, saya sering menjumpai status indah-indah di Facebook. Hampir tiap hari, dari hampir seribu teman Facebooksaya ada saja satu-dua Fesbuker yang menulis status kalimat-kalimat bijak dan memberi inspirasi. Juga kalimat-kalimat penuh syukur.

Jadi, tinggal kitanya saja, mau fesbukan untuk kebaikan dan memperkaya wawasan atau sekadar guyonan dan bergunjing. Jangan sampai karena Facebook lantas kita mati gaya dan terancam penjara! (*)

*). HM. Siradj, wartawan, Owner Konsultan Pers "MS Signature"

0 komentar:

Posting Komentar

 

Daftar Blog

Berbagi Link

Copy Paste Kodenya,Konfirmasikan ,Segera akan Ku balas

Blogger

Rank